Ir. Andry Harits Umboh, M.Si |
Pendahuluan
Pemberdayaan (empowerment) diartikan
sebagai upaya penguatan masyarakat dengan cara memberikan motivasi dan dorongan
kepada masyarakat agar menggali potensi diri dan berani bertindak memperbaiki
kualitas hidupnya. Dapat juga dinyatakan
bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya menolong orang lain agar orang
tersebut mampu menolong dirinya sendiri. Dalam arti yang lebih praktis, pemberdayaan masyarakat adalah pengembangan
kemampuan agar dapat berdiri sendiri dan
memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari..
Meneliti pengertian pemberdayaan masyarakat ini,
bukankah pemberdayaan masyarakat adalah tugas GEREJA? Kristus memberi teladan
bagi kita untuk mengasihi
orang lain seperti halnya kita mengasihi diri sendiri. Mengasihi orang lain
implementasinya adalah menolong orang lain, atau memberdayakan orang lain.
Konsep Pemberdayaan Masyarakat menjadi skala
prioritas dalam konsep pembangunan di era otonomi daerah, yaitu kebijakan
pembangunan yang tumbuh dari tingkat akar rumput, grass root, yaitu masyarakat (bottom up development
policy), meskipun masih terdapat beberapa kebijakan yang “memang masih
harus” secara top-down.
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat ini,
kita berhadapan dengan oknum “yang memberdayakan” dan “yang diberdayakan”.
Pertanyaan yang menarik adalah, MAMPUKAH PEMUDA GEREJA MENJADI “OKNUM YANG
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT?”. Kita
berharap semua bahwa Pemuda Gereja akan lebih dari mampu untuk menjadi
insan-insan pemberdayaan masyarakat.
STRATEGI
PELAYANAN PEMUDA GEREJA
Sebagai tulang punggung pemberdayaan
masyarakat, Pemuda Gereja harus dibekali dengan strategi-strategi pelayanan
yang jitu dalam melaksanakan pelayanan gereja.
Seorang Filsuf Cina
memberikan rumus sederhana namun akurat bagi mereka-mereka yang mau tampil
sebagai “yang memberdayakan”. Rumus tersebut
dikenal dengan sebutan Kredo Pemberdayaan Lao Tze :
Datangi
mereka....
Tinggal
bersama mereka....
Belajar
dari mereka...
Cintailah
mereka....
Mulailah dari apa yang mereka ketahui...
Bangunlah dari apa yang mereka miliki …
Bila kita cermati, Kredo Pemberdayaan ini adalah
intisari dari Strategi Pelayanan Gereja, yang mengedepankan prinsip-prinsip:
a.
Prinsip keberpihakkan
Banyak masyarakat berada di pinggir sistem pembangunan sehingga mereka
kehilangan kesempatan dan peluang untuk merasakan hasil-hasil pembangunan.
Terhadap kondisi tersebut, perlu ada upaya pemihakan (yang luhur), terutama
dari anggota gereja yang kehidupannya telah mapan sehingga dapat tercipta suatu
sistem masyarakat yang harmonis dengan kesenjangan yang semakin kecil.
b.
Prinsip penguatan
masyarakat
Keberpihakan perlu
dilanjutkan dengan upaya penguatan sehingga secara mandiri orang lain akan mampu
memanfaatkan peluang-peluang di seputar kehidupan keseharian mereka.
c.
Prinsip saling menghargai
perbedaan
Dalam proses
pemberdayaan perlu dikedepankan prinsip menghargai perbedaan untuk menemukan
jalan keluar terbaik.
d.
Prinsip berkelanjutan
Kepentingan-kepentingan dan
masalah-masalah masyarakat tidaklah tetap, namun berubah dan bergeser menurut
waktu sesuai dengan berbagai perubahan dan perkembangan baru dalam masyarakat
itu sendiri, karenanya proses pemberdayaan masyarakat bukanlah suatu usaha yang
sekali dilakukan saja kemudian selesai, namun merupakan kegiatan berlanjutan.
e.
Prinsip keterbukaan
Pemberdayaan masyarakat
membutuhkan keterbukaan dan saling menerima antara “yang diberdayakan” dengan
“yang meberdayakan”. Dengan prinsip keterbukaan dapat dilakukan berbagai penyesuaian untuk
kemajuan bersama.
Matriks berikut merupakan analisis potensi Pemuda Gereja (SWOT
analysis) yang langsung maupun tidak langsung sangat berkait dengan peran
Pemuda Gereja dalam melakukan pelayanan di tengah jemaat.
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Pemuda Gereja
Kekuatan
(Strength)
A
Usia Muda, bertenaga
A
Penuh cita-cita
A
Belum terkontaminasi politik (independent agent)
A
Kapasitas membentuk jaringan sangat tinggi (“Spiderman” )
|
Kelemahan
(Weakness)
A
Mudah menjadi seperti..
A
Kurang pengalaman
A
Sering bertindak tanpa pertimbangan
A
Cepat putus asa
A
Lebih mengedepankan perasaan daripada rasio
|
Peluang
(Opportunity)
A
Rasa ingin tahu masih sangat tinggi
A
Sangat cepat mengadopsi hal-hal baru
A
Membentuk organisasi gereja dan kemasyarakatan/LSM
A
Menciptakan wira usaha baru
A
Motor pemberdayaan masyarakat
|
Ancaman
(Threath)
A
Minuman keras, obat-obatan, sex bebas
A
Vandalisme, perkelahian
A
Kawin di usia sangat muda
A
Putus sekolah
A
Jobless
|
Berdasarkan
matriks SWOT tersebut, berikut ini dipaparkan “Tabel Strategi Pelayanan”, yang
memaparkan strategi apa saja yang seyogianya dilakonkan oleh Pemuda Gereja
dalam lapangan pelayanan, tidak hanya dalam gereja, namun juga di tengah-tengah
masyarakat.
ASPEK
|
POLA
/ STRATEGI
|
KETERANGAN
|
Pemberdayaan Masyarakat
|
·
Tingkatkan kapasitas diri.
Bagi yang masih sekolah/ kuliah, jangan
pernah berpikir untuk berhenti sekolah, tamatkan dirimu.
Bagi yang sudah tidak sekolah/kuliah,
membaca dan belajar dari berbagai sumber akan sangat membantu
·
Tingkatkan intensitas pergaulan dan komunikasi
dengan rakyat kecil (warga miskin).
·
Bila melihat ada masyarakat sedang mengerjakan
sesuatu yang ternyata belum kita pahami, jangan malu untuk bertanya dan
berusaha untuk memahaminya.
·
Jaga image sebagai Pemuda Kristen yang handal;
·
Berusaha untuk menjadi anggota, bahkan pelopor,
organisasi peduli masyarakat, di tingkat desa atau dimana kita tinggal.
·
Selalu berusaha untuk menyusun khotbah dalam
konteks “Yesus dan pemberdayaan masyarakat”.
|
·
Dengan kapasitas diri yang mantap, seorang Pemuda
Gereja akan menjadi motor penggerak yang handal bagi proses pemberdayaan masyarakat
·
Komunikasi dengan masyarakat akan membuat mereka
merasa dipedulikan.
·
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses
belajar bersama.
·
Penampilan akan membantu kita dalam proses
menolong orang lain.
·
Organisasi akan menyatukan semua potensi individu
sehingga daya dorong pemberdayaan menjadi lebih kuat.
·
Ingat! Seluruh aspek kehidupan Kristus merupakan
buku panduan pemberdayaan masyarakat.
|
Perencanaan
Pembangunan
|
·
Berusaha mencari informasi dan turut serta dalam
rapat-rapat perencanaan pembangunan di mana kita tinggal.
·
Ajak teman-teman untuk menghadiri rapat.
·
Bila turut serta dalam rapat-rapat, berusaha untuk
memberikan masukan atau ide sesuai konteks pembicaraan.
·
Dokumentasikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
sebagai bahan usulan perencanaan pembangunan.
|
·
Perencanaan pembangunan adalah salah satu aspek pelayanan
gereja.
·
Sistem perencanaan pembangunan mutlak dimulai dari
desa.
·
Biasanya rapat-rapat perencanaan pembangunan
bersifat terbuka untuk umum.
|
Kontrol/Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan
|
·
Berusaha melakukan pengawasan terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di mana kita tinggal.
·
Bila ternyata ada penyimpangan, lakukan
kritik/protes, namun diupayakan secara sopan sebagai pemuda gereja.
·
Kritik/protes diupayakan disertai alasan-alasan,
kalau perlu bukti, dan usahakan menyertakan saran solusi atau jalan
keluarnya.
·
Kritik/protes sebaiknya terbatas dulu di tingkatan
terbatas, misalnya bila kita mengkritik Hukum Tua melalui surat resmi,
tembusan surat tersebut sebatas dulu sampai ke BPD, jangan dulu melebar
hingga ke camat atau bupati.
·
Pelopori terbentuknya LSM pengontrol
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
·
Ambil waktu kongkow-kongkow dengan pemerintah dan
tokoh-tokoh masyarakat desa.
|
·
Salah satu upaya pemberantasan KKN adalah dengan
mempertinggi pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di semua
tingkatan.
·
Melakukan kritikan/protes melalui surat resmi,
bukan surat kaleng, terbukti ampuh.
·
Ingat! Kritikan/protes yang ditembuskan ke camat
atau bupati justru akan memperpanjang rantai masalah.
·
Pengontrolan secara melembaga biasanya lebih kuat
pengaruhnya.
|
Perekonomian Desa
|
·
Sokong penuh gerakan sadar pajak.
·
Berdayakan aset-aset desa yang tidak termanfaatkan
oleh pemerintah. Misalnya, bila ada lahan-lahan tidur milik desa, ajukan
permohonan izin pinjam pakai oleh Pemuda Gereja.
·
Dokumentasikan potensi-potensi desa, mis. pertanian, perikanan, kehutanan,
pertambangan, maupun pariwisata, dll, dan ceritakanlah itu dimanapun kita
berada di luar desa kita.
|
·
Pajak adalah salah satu sumber pendapatan desa.
·
Kebangkitan perekonomian desa salah satunya
dimulai dari promosi potensi desa.
|
KamTibMas
|
·
Tingkatkan intensitas komunikasi internal pemuda
jemaat, dimulai dari tingkat antar kolom, hingga antar desa.
·
Hindari jebakan miras, obat-obat terlarang dan
seks bebas.
·
Jangan mudah terpancing, hindari perkelahian.
|
·
Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah modal
dasar otonomi daerah.
|
Tabel “Strategi
Pelayanan” ini hanya merupakan pedoman umum yang masih harus dikembangkan dalam
tataran praktis, karena kita akui bersama bahwa masih banyak hal, bahkan
terlalu banyak, yang harus dilakoni oleh Pemuda Gereja dalam rangka menjalankan
tugas pelayanan gereja kepada masyarakat.
Penutup
Berbagai usaha Pemuda Gereja dalam menerapkan
strategi pelayanan di tengah jemaat akhirnya juga ditentukan oleh “keinginan
yang kuat” dari individu-individu pemuda itu sendiri. Berbagai konsep, teori,
pedoman, dan pertunjuk pelaksanaan, sangatlah tidak cukup, bahkan menjadi tidak
berguna , apabila Pemuda Gereja tidak punya kehendak dan niat berlandaskan Iman
Kristiani, untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai proses implementasi Otda.
Akhirnya, tujuan mulia pelayanan Pemuda
Gereja, harus dimulai dari dalam lingkup wilayah kita sendiri, untuk
selanjutnya berkembang semakin luas sesuai tuntunan Roh Kudus. Mari kita
melakukan yang terbaik, meskipun belum
sempurna, dan biarkan Kristus yang menyempurnakannya.
Oleh Andry Harits Umboh dengan beberapa perubahan